Ketika Charlotte Davies bertemu calon suaminya, ada reaksi instan pada tubuhnya. Tepatnya, di kulitnya.
Beberapa minggu setelah pertemuan pertama dengan belahan jiwanya itu, kelopak matanya melepuh dengan eksim di sekitarnya. Tak hanya itu, kulit sekitar matanya juga membengkak seukuran bola golf.
Para ahli menyimpulkan, euforia yang ia rasakan ketika ia bersama pacar, akuntan Dean Strohm, sedang bermain di kulitnya. Dia alergi terhadap cinta. Yang lebih mencengangkan adalah bahwa semua penyakitnya menghilang di hari pernikahannya.
Dean bertemu tiga tahun lalu di sebuah bar di Colchester, Essex, dan keduanya kemudian menjadi pasangan yang tak terpisahkan. Charlotte, yang sebelumnya merasa dirinya bak Bridget Jones - alias tak jua menemukan kekasih - jatuh cinta hebat yang merasa Dean lah pria yang dikirim Tuhan buatnya.
Tiga bulan setelah pertemuan pertama itu, Charlotte, 32 tahun, terbangun untuk menemukan bahwa dia hampir tidak bisa membuka matanya. "Ketika aku begitu jatuh cinta, kulitku bereaksi dengan cara yang begitu mengerikan," katanya.
Dokter berjuang untuk menjelaskan reaksi tiba-tiba dan itu adalah homoeopat yang akhirnya didiagnosis penyebabnya sebagai cinta. Eksim sering disebabkan oleh stres. Dalam kasus Charlotte itu adalah karena cinta.
Dr Ed Seaton, konsultan dermatologis di Royal Free Hospital, London, mengatakan, ada hubungan erat antara kulit dan jiwa. "Stres emosional dan perubahan besar dalam hidup Anda dapat mempengaruhi kadar hormon steroid dalam tubuh dan membuat orang lebih rentan terhadap eksim dan psoriasis," ujarnya.
Namun b agaimanapun, eksim yang diderita Charlotte sebagai sesuatu yang luar biasa. "Kami belum pernah menemukan kasus cinta memicu eksim. Itu akan sangat luar biasa," katanya.
Desember lalu, pasangan ini menikah. Dean menyatakan, dengan atau tanpa mata panda -- istilahnya untuk eksem mata Charlotte -- ia akan tetap mencintainya. Dan berangsur-angsur setelah itu, eksim Charlotte membaik dan kini sembuh total. Untunglah.